Pasar Saham Asia: Mengikuti Wall Street yang Positif, DXY Berubah Sideway, Minyak Mendekati $90,00

• Ekuitas Asia berkinerja baik secara luas setelah mengikuti jejak Wall Street.
• Data Jasa ISM AS yang optimis telah memperkuat mood pasar risk-on.
• Harga minyak menurun dipimpin oleh dampak kumulatif dari berbagai katalis pasokan.

Pasar di ranah Asia secara luas positif, mengikuti jejak bullish Wall Street setelah rilis data IMP Jasa ISM AS. Data ekonomi mendarat di 56,7, lebih tinggi dari estimasi 53,5 dan rilis sebelumnya 55,3. Selain itu, Indeks Pesanan Baru Jasa ISM AS dirilis pada 59,9, lebih rendah dari konsensus 60,5 tetapi tetap solid dari rilis sebelumnya sebesar 55,6.

Data ekonomi Jasa ISM AS yang optimis mengindikasikan bahwa permintaan tahan banting dan membuat saham-saham teknologi terbakar. Indeks NASDAQ yang melek teknologi ini naik 2,59% dan meningkatkan selera risiko investor dengan cepat.

Pada saat ini, Nikkei225 Jepang dan China A50 bertambah 0,50%, Hang Seng melonjak 1,70%, dan Nifty50 naik 0,80%.

Indeks India kemungkinan akan tetap berada di tengah-tengah karena Reserve Bank of India (RBI) akan mengumumkan keputusan suku bunga. Gubernur RBI Shaktikanta Das diperkirakan akan menaikkan suku bunga repo sebesar 50 basis poin (bp). Kenaikan suku bunga sebesar 50 bp akan mendorong tingkat repo rate ke level pra-pandemi di 5,40%, yang sebelumnya tercatat pada Agustus 2019.

Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) menemukan rintangan di sekitar 106,40. DXY kemungkinan akan tetap sideline menjelang data pekerjaan. Ekonom di JP Morgan memprediksi Nonfarm Payrolls (NFP) AS akan lebih lemah pada 200 ribu dalam laporan pasar tenaga kerja bulan Juli.

Di sisi minyak, penumpukan stok minyak yang lebih tinggi yang dilaporkan oleh Energy Information Administration, janji untuk memompa lebih banyak minyak oleh OPEC+, dan krisis permintaan yang melonjak telah mengirim harga minyak ke lintasan bearish. Harga minyak telah jatuh mendekati support psikologis $90,00.