Back

Indeks Dolar AS tetap Tertekan di Sekitar Terendah Bulanan di Bawah 96,00 saat Imbal Hasil Lebih Kuat dan Adanya Masalah COVID

  • DXY berusaha keras untuk mengatasi level terendah empat minggu yang dicapai pada hari sebelumnya.
  • Lelang obligasi AS 7-tahun dan kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga The Fed bergabung dengan data AS yang suram akan mendukung para penjual akhir-akhir ini.
  • Harapan atas kekhawatiran terhadap Omicron yang tidak terlalu parah dan krisis likuiditas akhir tahun menambah filter di sisi bawah.
  • Klaim Pengangguran AS, IMP Chicago, katalis risiko adalah kuncinya.

Indeks Dolar AS (DXY) melakukan pemulihan di sekitar 95,90 pada Kamis pagi, menyusul penurunan ke level terendah bulanan pada hari sebelumnya.

Indeks greenback mengalami penurunan terbesar dalam lebih dari seminggu setelah lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS bergabung dengan data AS yang suram. Namun, meningkatnya kekhawatiran terhadap varian COVID Afrika Selatan, ya gdisebut Omicron itu, tampaknya menantang para penjual DXY akhir-akhir ini.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS mengalami rally terbesar dalam tiga minggu pada hari sebelumnya setelah lelang obligasi pemerintah AS tujuh minggu menunjukkan permintaan yang mengecewakan untuk sekuritas pemerintah selama periode liburan. "Surat utang tujuh tahun dijual dengan imbal hasil tinggi 1,48%, sekitar dua basis poin lebih tinggi dari yang diperdagangkan sebelum lelang," kata Reuters.

Dengan itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS berdurasi 10-tahun tetap lebih kuat di sekitar puncak bulanan di dekat 1,55% pada saat berita ini dimuat sementara Kontrak Berjangka S&P 500 mencetak penurunan tipis baru-baru ini.

Selain sentimen liburan, data perumahan dan perdagangan AS yang suram juga mendukung kurangnya permintaan obligasi. Pada hari Rabu, Penjualan Rumah Tertunda AS untuk bulan November turun ke -2,2% Bulan/Bulan di bawah perkiraan +0,5%, sedangkan Neraca Perdagangan Barang mencapai rekor defisit $-97,8 miliar versus $-83,2 miliar sebelumnya.

Namun, perlu dicatat bahwa peningkatan berkelanjutan dalam kasus virus Corona secara global dan penolakan para pengambil kebijakan untuk menerapkan tindakan lockdown besar-besaran menahan para penjual greenback. Pada baris yang sama adalah meningkatnya peluang kenaikan suku bunga The Fed yang lebih cepat pada tahun 2022. Lonjakan ekspektasi inflasi AS, seperti yang digambarkan oleh angka Tingkat Inflasi Impas 10 Tahun dari Federal Reserve Bank of St. Louis (FRED) mendukung masalah kenaikan suku bunga The Fed. Pengukur inflasi memperbarui puncak bulanan menjadi 2,53% baru-baru ini.

Di tengah permainan ini, pengukur greenback tersebut beringsut mendekati angka negatif bulanan tetapi tetap positif secara tahunan di tengah sikap hawkish The Fed.

Selanjutnya, Klaim Pengangguran Mingguan AS dan Indeks Manajer Pembelian Chicago untuk bulan Desember akan menghiasi kalender ekonomi, masing-masing diharapkan 205 ribu dan 62 versus 205 ribu dan 61,8, dan harus diperhatikan untuk petunjuk arah yang baru. Namun, perhatian utama akan tertuju pada katalis risiko untuk arah yang jelas.

Analisis Teknis

Selain perdagangan berkelanjutan harga pasangan mata uang ini di bawah 21-DMA dan penembusan tegas ke sisi bawah dari garis support bulanan, masing-masing di sekitar 96,10 dan 96,20, yang juga mengarahkan DXY menuju level 50-DMA di 95,52.

 

PBOC Tetapkan Kurs Referensi USD/CNY di 6,3674

People's Bank of China (PBOC) menetapkan kurs referensi USD/CNY di 6,3674 pada hari Kamis sementara membandingkan dengan penetapan sebelumnya dan penu
อ่านเพิ่มเติม Previous

Analisis Harga Perak: Konfirmasi Wedge Naik Dukung Penjual XAG/USD di Bawah $23,00

Perak (XAG/USD) turun sebesar 0,23% dalam intraday ke $22,77 selama hari Kamis pagi di sesi Asia. Logam cerah ini mengalami penurunan terbesar dalam
อ่านเพิ่มเติม Next