USD/IDR Pulihkan Penurunan Buat Rupiah Melemah ke 16.271 Jelang Keputusan Suku Bunga BI Besok
- USD/IDR terangkat ke 16.271 di sesi Asia mengikuti koreksi Indeks Dolar AS karena didukung oleh imbal hasil AS yang membaik.
- Fokus The Fed akan tetap tertuju pada data dan The Fed masih memerlukan kepastian lebih jauh sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga.
- Para pedagang menunggu pengumuman keputusan suku bunga dari Bank Indonesia dan Federal Reserve yang dirilis hari Rabu.
Pasangan mata uang USD/IDR memulihkan pelemahannya dari perdagangan kemarin, sehingga membawa Rupiah Indonesia (IDR) lebih lemah ke 16.271 di sesi Asia hari Selasa ini. Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur USD terhadap enam mata uang utama lainnya tengah bergerak di 106,92. Dolar AS mendapatkan sedikit dukungan setelah imbal hasil obligasi pemerintah AS membaik, setelah sebelumnya USD merosot akibat data Penjualan Ritel AS yang buruk.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia pada Januari meningkat menjadi $3,45 miliar, naik dari $2,24 miliar pada Desember. Ekspor naik 4,68%, lebih rendah dari prakiraan 6,99% dan 4,78% bulan sebelumnya. Sementara itu, impor turun 2,67%, lebih rendah dari tingkat sebelumnya di 11,07%, dan prakiraan 9,95%.
Sentimen terhadap Rupiah hari ini dapat dipengaruhi oleh hari pertama Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) bulan Februari, dimana pasar akan menunggu pengumuman hasil rapat BI tersebut terkait kebijakan suku bunga pada hari Rabu. Selain itu, aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan dukungan delapan kebijakan ekonomi yang disampaikan oleh Presiden Indonesia Prabowo Subianto untuk menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal 1-2025 juga memengaruhi sentimen pasar di dalam negeri.
Gubernur Federal Reserve, Michelle Bowman, menyatakan bahwa kenaikan harga aset mungkin telah menghambat upaya The Fed untuk mengendalikan inflasi. Meskipun Bowman memprediksi penurunan inflasi, ia memperingatkan bahwa risiko kenaikan inflasi masih ada dan menekankan pentingnya kepastian lebih lanjut sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga.
Sementara itu, Gubernur The Fed, Christopher Waller, menyatakan bahwa kemajuan inflasi masih lambat dan menekankan pentingnya The Fed tetap fokus pada data dalam pengambilan keputusan.
Penurunan tak terduga pada Penjualan Ritel AS dan sinyal inflasi yang beragam menunjukkan kemungkinan bahwa Federal Reserve (The Fed) dapat menurunkan suku bunga pada pertemuan kebijakan di bulan September atau Oktober.
Pada hari Rabu para pedagang akan menunggu Keputusan Suku Bunga Bank Indonesia di sesi Asia dan Risalah Rapat FOMC di sesi AS. Kedua acara ini berpotensi menggerakkan pasangan mata uang USD/IDR lebih lanjut.